Rabu, 20 Agustus 2014

::Mengapa Sabar dan Sholat sebagai Penolong?::

Karena sabar merupakan poros, sekaligus inti dan asas segala macam kemuliaan akhlak. 

Jadi sabar adalah upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu untuk mencapai ridho Allah SWT. Maka orang yang sabar adalah orang yang mampu menempatkan diri dan bersikap optimal dalam setiap keadaan. Sabar bukanlah sebuah bentuk keputus asaan tapi merupakan optimisme yang terukur. Ketika menghadapi situasi dimana kita harus marah misalnya maka marahlah secara bijak dan diniatkan untuk kebaikan bersama.

Memang sholat yang baik akan menghasilkan kemampuan bersabar. Sebaliknya kesabaran yang baik akan menghasilkan sholat yang berkualitas yaitu terjadinya dialog dengan Allah SWT sehingga melahirkan kenikmatan, ketenangan yang tak terhingga di hati. 

Barangsiapa yang mampu merasakan nikmatnya berdialog dengan Allah SWT didalam Sholat maka niscaya Allah SWT akan membuka lebar-lebar pintu pertolonganNya.

Kenapa sabar dulu baru sholat??

karena orang yang sholat belum tentu sabar,,,tapi orang yang sabar pasti akan sholat dengan khusuk...
"Ketika masalah datang, Allah tidak meminta kita memikirkan jalan keluar hingga penat. Allah hanya meminta kita sabar dan shalat. Sadari dan yakini bahwa kita sebenarnya tidak pernah kehilangan apapun, sebab kita memang tidak pernah memiliki apapun."

::Indahnya Berhias::

Di sebuah kos putri…“Yanti subhanallah, mau pesta kemana?”Tatap seorang temannya tak berkedip pada Yanti yang berdandan tebal bak artis. Yanti menjawab, “Kamu berlebihan deh. Yanti mau ikut pengajian bareng temen-temen, jadi harus bersih dan rapi. Kebersihan itu kan sebagian dari iman. Berangkat dulu ya. Assalaamu’alaykum…”

Setelah Yanti pergi, ada suara heboh Riri yang hendak pergi juga. “Duh Riri tetangga kamarku yang baru pulang dari kampus. Kucel amat. Lho… lho… Ini mo pergi lagi ya, gak mau bersihin wajah dan rapiin bajumu dulu?” Riri menjawab, “Nanti menyebar fitnah lho. Wanita itu kan ujian bagi laki-laki. Riri berangkat ta’lim ya. Assalaamu’alaykum…”

:: Dosa yang Merusak Pernikahan::

DOSA YANG MERUSAK PERNIKAHAN

a. Suami:
1. Suami tidak berfungsi menjadi pemimpin dengan baik, akibatnya saling melukai.
2. Suami gagal menjadikan Istri nomer satu dalam hidupnya.
3. Suami membandingkan Istri dengan wanita lain.
4. Suami kurang disiplin mengontrol emosi dan kebiasaan buruk.
5. Suami gagal memuji hal-hal kecil dari Istri.
6. Suami menolak pendapat Istri.
7. Suami tidak pernah minta maaf.

b. Istri:
1. Istri tidak menghargai Suami sebagai otoritas.
2. Istri gagal menundukkan diri kepada Suami.
3. Istri gagal menampilkan kecakapan manusia batiniah.
4. Istri gagal menunjukan rasa syukur kepada Suami.

Kebutuhan seorang Suami:
1. Sex.
2. Istri sebagai sahabat.
3. Rumah yang rapi.
4. Istri yang menarik.
5. Saling menghargai.

Kebutuhan seorang Istri:
1. Kasih sayang dan penghargaan.
2. Diajak bicara.
3. Jujur dan terbuka.
4. Keuangan yang cukup.
5. Komitmen terhadap keluarga.

Ingat!
Kepala keluarga yang berhasil dalam keluarga maka keberhasilan yang lain akan mengikuti. Kepala keluarga yang gagal dalam keluarga maka kegagalan lain akan mengikuti.

Kebahagiaan perkawinan membutuhkan perjuangan yang tidak kenal lelah, dan membutuhkan kehadiran dan pertolongan Tuhan.

Berbahagialah mereka yang benar-benar menikmati hidup rumah tangga yang rukun dan damai, meskipun itu harus diperoleh dengan cucuran air mata.
Belaian tangan suami adalah emas bagi istri.
Senyum manis sang istri adalah permata bagi suami.
Kesetiaan suami adalah mahkota bagi istri.
Keceriaan istri adalah sabuk di pinggang suami.

Perbaikilah apa yang bisa diperbaiki sekarang sebelum terlambat. Cintailah pasangan yang telah Tuhan pilih untukmu!

If you care about family, broadcast this. It will save a marriage. Semoga Tuhan memberkahi Pernikahan Anda! Bagi yang belum Menikah, semoga ini bisa menjadi bekal kelak bila Anda menghadapi hidup Pernikahan.
#familyGuide

::Sebaik - baiknya Suami Istri::

Sebaik-baik suami adalah yg dapat membimbing istrinya untuk taat kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala..
Yang selalu melihat kelebihan" istrinya bukan kekurangannya..
Yang dapat memenuhi hak-hak dan kebutuhannya lahir dan bathin, dengan penuh kasih sayang,tidak membebaninya dengan kerja yang berat,serta tidak menyakiti fisik dan hatinya..

Sebaik baik istri adalah yang dapat mendorong suaminya untuk taat kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala dan RasulNya..
Yang tidak banyak menuntut dunia..
Yang selalu mendampinginya dan melayaninya dalam senang dan susah..
Yang menjaga kehormatannya dengan tidak memperlihatkan auratnya kepada yang bukan mahram..
Wanita yang kuat tidak menceritakan masalahnya kepada dunia... 
Ia menghadapinya dengan senyuman dan berbagi hanya dengan mereka yg peduli dan dianggap pantas untuk berbagi....
Ia tidak banyak mengeluh dan mengumbar apa yg terjadi pada dirinya pada banyak orang......

Ketika suami mampu memberikan ridho kepada istrinya untuk menempuh pendidikan setinggi2na dan berkarir,,,itulah suami hebat...
Ketika setinggi apapun pendidikan dan karir seorang istri,,,dia masih mengingat kodratna sebagai seorang istri yg sekaligus makmum,,maka itulah istri yang hebat...

"Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang isterinya (dengan kasih & sayang) dan isterinya juga memandang suaminya (dengan kasih &sayang), maka Allah akan memandang keduanya dengan pandangan kasih & sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari isterinya (dengan kasih & sayang) maka berjatuhanlah dosa-dosa dari segala jemari keduanya”
(HR. Abu Sa’id)

::Jangan Kasih Kabar Jelek untuk Orangtuamu Setelah Menikah::

aku jadi inget dulu ibu juga sering bilang, kalau sudah menikah jangan pernah memberi kabar jelek kepada Orang tua. Kenapa? karena kita anaknya, mereka sayang sama kita so pastinya mereka akan tetap memikirkan kita dan mereka ingin kita dalam keadaan baik2 ajah.
Karena itu, saat kita mengabarkan berita jelek, maka orangtua kita ikut memikirkan kabar jelek itu, mencoba mencari solusi masalah kita. itu bentuk kasih sayang mereka kepada kita.

aku sudah membuktikannya sendiri!!

Ketika itu aku memberi kabar sama ibu bahwa kami sudah membeli rumah, sudah kami bayar sekitar 70%, masih kurang 30% kita berjanji bayar 2 minggu lagi. Ibu bingung bagaimana aku nanti dapat melunasi itu. Aku udah bilang sama ibu santai ajah nanti juga ada rejeki buat bayar itu.

Alhamdulillah belum jatuh tempo kami sudah dapat melunasi rumah kami dan mulai proses balik nama sertifikat rumah tanah kami. Aku sendiri sudah lupa percakapan sama ibu tempo hari. Tiba2 ibu telp dan minta maaf karena ga bisa bantu kami untuk melunasi rumah kami, ibu beberapa hari ga bisa tidur karena mikirin hal itu. Aku kaget ternyata ibu masih mikirin hal itu sementara aku sendiri ga kepikiran sama sekali dan masalah itu sudah beres kemarin. Benar2 besar kasih sayang mereka untuk kita, sampai2 mereka ga berhenti mikirin kita mesti kita ga mikirin mereka.

Akhirnya sejak saat itu kalo ada hal2 buruk aku memberi tahu mereka ketika sudah menemukan solusi  dan sudah selesai. seperti ketika beberapa waktu yang lalu suami sempat opname dan aku putuskan untuk tidak memberi tahu mertua maupun orangtua agar mereka tidak cemas, hanya ipar yang aku kasih tau karena dia aku mintain tolong bawain makanan ke klinik dan aku minta dia ga kasih tau mertua, aku kasih tau orangtua juga setelah aku pulang ke Karanganyar baru aku cerita soal itu. :D

Saat kamu sudah menikah, kamulah yang bertanggung jawab atas hidupmu, atas pasanganmu, atas keluargamu. Orangtuamu sudah tidak bertanggung jawab atas dirimu. Sebaliknya, mereka adalah tanggung jawabmu, di hari tua mereka.

Jadi, hanya berikan kabar gembira kepada orangtuamu. Plus do’a dan berbagai bentuk bakti lainnya, itulah bentuk balasan anak kepada orangtuanya (walaupun tetap saja tidak akan bisa membalas 100% apa yang telah mereka lakukan).

*thx to mas ilman akbar inspirasinya


::Tinggal Lepas dari Orang Tua setelah Kita Menikah? Why Not???::

Dari sebelum kami menikah, kami sudah sepakat untuk tinggal berdua dan lepas dari orang tua. 
Disamping karena memang aku sudah jauh dari orang tua, orangtuaku di Karanganyar dan aku tinggal di Jepara, di rumah mertua masih ada 2 ipar yang sudah menikah yang masih tinggal bersama mertua dan 1 ipar yang belum nikah.

Sejak kecil aku berdoa dalam hati ketika nanti setelah menikah aku ga ingin tinggal dirumah orangtua maupun mertua, aku ingin bisa mandiri dengan kemampuanku dan suamiku, aku ga ingin bergantung dengan mereka, aku ga ingin diremehkan oranglain hanya karena aku berdiri dibelakang orangtua, aku ingin kami bisa berdiri sendiri dengan segala upaya dan kemampuan kami, kami ingin membuat orangtua kami bangga bahwa kerja keras mereka untuk memberikan pendidikan kepada kami sejak kecil itu berbuah kesuksesan kami dengan melihat kebahagiaan kami, kami mampu mandiri lepas dari tanggung jawab mereka.
Aku yang dari kecil selalu tinggal dengan orang tua, mulai pisah setelah kerja disini dan kost sekitar 1 tahunan, mulai terbiasa untuk mengurus segalanya sendiri. 

Beberapa bulan sebelum nikah, sambil mempersiapkan segala keperluan pernikahan kami juga sibug mencari kontrakan yang akan kami tempati setelah kami menikah nanti. (maklumlah belum ada dana buat beli rumah wkwkkwkw)
Setelah kesana kemari survey lokasi calon rumah akhirnya keputusan kita jatuh pada rumah atau lebih tepatnya istana saking besar dan luasnya rumah itu, bayangin ajah kamar kita itu luasnya 4x7 dengan fasilitas AC dan kamar mandi dalam, dirumah itu ada ruang tamu yang sangat luas, 2 kamar besar + kamar mandi dalam + AC, 1 kamar agak kecil, dapur yang sangat luas, kamar mandi luar untuk tamu, 1 kamar lagi dibelakang untuk ART, garasi yang muat 2 mobil, halaman luas yang bisa digunakan untuk volly,,rasanya WOW,,, 

::Nasehat Pernikahan::

terkadang kita terlupa bahwa :
  • ada istri yang lupa bahwa suami lebih utama dari ibu;
  •  ada ibu bapak yang lupa bahwa anak perempuan mereka perlu mengutamakan suaminya lebih dari ibu bapaknya;
  • ada istri yang lupa bahwa suami perlu mengutamakan ibunya sendiri melebihi istrinya;
  • ada anak laki - laki yang lupa bahwa tanggungjawab menjaga ibu dan bapaknya berada dibahu mereka dan bukan pada anak2 perempuan;
  • ada anak perempuan yang lupa bahwa dia lebih terikat tanggung jawab kepada suami dan ibu bapaknya,,,tapi suami lebih daripada ibu bapak kandungnya sendiri..
Sebenarnya seorang istri ketika sudah menikah, maka kepatuhan nya telah beralih kepada suami. yang utama sebenarnya bukan orang tua lagi. 

Rasul pernah menyatakan : Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang sujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan seorang istri sujud kepada suaminya, karena begitu besarnya hak suami kepada istrinya. 

Tetapi walaupun begitu, suami yang shalih, akan membimbing istrinya untuk tetap taat dan hormat kepada orang tuanya.


suami yg baik akan membimbing istrinya untuk tetap taat n hormat kepada ortunya,,,dan istri yang baik tidak akan menghalangi ketaatan suami kepada ibunya n dia malah mendukung n menyayangi ibu mertuana sebagaimana ibunya sndri..

::Happy Anniversary 2th::

wah telat pake banget postingna,,,ketunda2 terus mau update blog ini...
ga terasa juga udah 2tahun menikah dan 1 tahun menempati gubug kita tercintah wkwkwkkw :D
mesti cuma sederhana kita rayakan berdua ajah dirumah tercintah dengan kue ini taraaaaaaa




seiring doa semoga pernikahan kami langgeng, bahagia selalu, selalu diberi kesehatan sama Allah, senantiasa diberikan keberkahan rejeki dan umur panjang, rejeki melimpah dan segera dikaruniai momongan ^_^ Amin Ya Robbal 'Alamin

Selasa, 28 Januari 2014

::PULAU MURIA::

pulau muria
Fakta yang mengejutkan, dan selama ini belum terlalu mengemuka, adalah Gunung Muria dulu merupakan pulau yang terpisah dari Jawa. Sebelum abad ke-17, Muria dan Jawa dihubungkan oleh sebuah selat.
Fakta ini diungkap dalam kajian yang dilakukan HJ De Graaf dan Th G Pigeaud (Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa: Peralihan dari Majapahit ke Mataram; Grafiti Pers, 1985), Pramoedya Ananta Toer (Jalan Raya Pos, Jalan Daendels; Lentera Dipantara, 2005), serta Denys Lombard yang meluncurkan dua serial bukunya (Nusa Jawa: Silang Budaya, Kajian Sejarah Terpadu; Gramedia, 1996 a-b). Bagian pertama tentang batas-batas pembaratan, dan bagian kedua tentang jaringan Asia.
Ketika menggambarkan ekologi letak Demak, De Graaf dan Pigeaud menulis, {Pada zaman dahulu, Distrik Demak terletak di pantai selat yang memisahkan Pegunungan Muria dari Jawa. Sebelumnya selat itu rupanya agak lebar dan dapat dilayari dengan baik, sehingga kapal-kapal dagang dari Semarang dapat mengambil jalan pintas untuk berlayar ke Rembang. Tetapi sudah sejak abad ke-17, jalan pintas itu tak lagi dapat dilayari setiap saat{ (1985: 37).
Selanjutnya disebutkan, pada abad ke-17, selama musim hujan orang dapat berlayar dengan sampan lewat tanah yang tergenang air, mulai dari Jepara sampai Pati, di tepi Sungai Juwana. Pada tahun 1657, Tumenggung Pati mengumumkan niatnya untuk menggali saluran air baru dari Demak ke Juwana, sehingga Juwana dapat menjadi pusat perdagangan. Boleh jadi, ia ingin memulihkan jalan air lama, yang seabad sebelumnya masih bisa dipakai.
Dua sejarawan dari Belanda itu pun menggambarkan, Jepara terletak di sebelah barat pegunungan yang dahulu adalah pulau (Muria). Jepara mempunyai pelabuhan yang aman dan (semula) dilindungi tiga pulau kecil.
Letak pelabuhan ini amat menguntungkan bagi kapal-kapal dagang yang lebih besar, yang berlayar lewat pantura Jawa menuju Maluku, dan kembali ke barat.
Pada abad ke-17, ketika jalan pelayaran pintas di sebelah selatan pegunungan ini tidak lagi dapat dilayari perahu-perahu yang lebih besar, akibat pendangkalan oleh endapan lumpur, Jepara pun menjadi Pelabuhan Demak.
Dan yang menjadi penghubung antara Demak dan daerah pedalaman di Jateng adalah Sungai Serang, yang sekarang bermuara di Laut Jawa antara Demak dan Jepara. Sungai Serang pada abad ke-18 masih dapat dilayari perahu-perahu dagang yang agak kecil, setidaknya hingga Godong (kini wilayah Kabupaten Grobogan).
De Graaf dan Pigeaud (1985: 157) berani berspekulasi, daerah hulu Sungai Lusi atau Serang kini bermuara di Laut Jawa, selatan Jepara. Mungkin sungai ini dulu bermuara di selat yang dangkal yang melintasi Demak, Pati, dan Juwana, serta memisahkan Pulau Muria dari daratan Jawa.
Tidak Aktif
Sejarawan Prancis, Denys Lombard, juga punya kajian menarik. Menurutnya, di sebelah timur Semarang terdapat Gunung Muria (1.602 m), sebuah gunung api yang sudah tidak aktif lagi dan dulu merupakan sebuah pulau (1996a: 37)
Lombard melukiskan, kota-kota di sepanjang pantura timur Jawa Tengah (Demak, Jepara, Kudus, Pati, Juwana, dan Rembang) adalah pusat perniagaan laut yang ramai pada abad ke-16. Pada buku keduanya (1996b: 52), dia menulis, {Daerah kunci pesisir waktu itu terletak kira-kira di bagian tengahnya, sebelah-menyebelah selat yang ketika itu memisahkan Muria dari daratan Jawa, dan yang merupakan jalan lintas alami tempat kapal-kapal dapat berlabuh. Pusat perekonomian, politik, dan keagamaan adalah Demak yang diperintah Pangeran Trenggana (1504-1546)}.
Masih tentang Pulau Muria, Lombard mengatakan, pada tahun 1940 Orsoy de Flines memulai penelitian sistematis di perbukitan Grobogan yang terbentuk dari endapan tersier, antara Semarang dan Blora. Pada zaman dulu, saat Gunung Muria masih berupa pulau, letak bukit-bukit di sekitarnya berdekatan dengan laut. Sekarang letak daerah ini agak jauh dari tepi laut.
Berdasarkan studi-studi sejarah terdahulu, Lombard bahkan berani berspekulasi jika daerah genangan air terusan dari pantai mencapai Kuwu (wilayah Kabupaten Grobogan).
Pada tahun 1967, R Soekmono membicarakan lagi beberapa kesimpulan dari laporan Orsoy de Flines dan coba menelusuri kembali tepi pantai lama, serta meyakini Kota Medang Kuno yang sering disebut dalam berbagai prasasti abad ke-9 dan ke-10 —bahkan masih dikenang dalam beberapa dongeng— terletak di tepi Sungai Lusi, di selatan bukit-bukit Grobogan, dekat Desa Kuwu sekarang.
Di situlah agaknya terletak kota pelabuhan itu, pada bagian dalam muara yang dapat dimasuki kapal, tetapi jauh dari bangunan-bangunan suci di dataran Kedu. Untuk mendukung hipotesis yang baru dapat dibenarkan setelah diadakan penggalian sistematis di daerah itu, Soekmono mengingatkan suatu kutipan dalam Xin Tangshu tentang {sumber air asin alami{ yang menyangkut He-ling. Perlu diketahui, satu-satunya sumber air asin alami di Jawa itu hanya ada di Kuwu, dekat Sungai Lusi, tempat para petani mengambil garamnya sampai sekarang.
pulau muria
pulau muria
Jalan Raya Daendels
Kajian yang lebih mutakhir tentang kondisi sepanjang jalan raya pantura timur Jawa Tengah dilakukan Pramoedya Ananta Toer pada tahun 1995, dan diterbitkan dalam buku berjudul Jalan Raya Pos, Jalan Daendels. Pram menulis, Jalan Raya Daendels membentang 1.000 kilometer sepanjang utara Jawa, dari Anyer sampai Panarukan.
Sejak digunakan tahun 1809, jalan ini menjadi infrastruktur penting untuk selamanya. Jalan Daendels dibangun selama satu tahun (5 Mei 1808-1809). Menurut sumber Inggris, pembangunan jalan melalui kerja paksa (Rodi) ini menewaskan 12.000 orang rakyat kecil pribumi.
Yang menarik, Pram melukiskan jarak antara Jalan Raya Pos dan garis pantai. {Yang ada, barang dua ratus meter dari Jalan Raya Pos, di utara alun-alun Rembang, adalah jangkar besi yang cukup besar berdiri miring, dipagari kayu. Orang percaya, itulah jangkar salah satu dari 26 kapal armada Laksamana Besar Cheng Ho, yang berawak 1.000 orang setiap kapal, satu abad sebelum Belanda menjejakkan kakinya di Bumi Jawa (2005: 11-12)}.
Terakhir kali Pram melihat jangkar itu pada penghujung tahun 1930-an. Kini jangkar itu terletak di kawasan wisata Pantai Taman Kartini, persis di sisi utara jalan raya tengah Kota Rembang. Mengenai kondisi tanah yang dihadapi Daendels, Pram (2005: 26) bercerita, {Sedang waktu menggarap ruas Demak-Kudus memotong semenanjung Muria/Jepara, para pekerja berkaparan dalam meninggikan tanah di rawa-rawa Karanganyar (Demak—penulis), baik karena kelelahan, perlakuan keras, maupun malaria yang berabad menghantui Karanganyar.
Malahan semasa mengerjakan ruas ini, rawa-rawa Karanganyar sebagian merupakan tepian laut yang menjorok ke darat, lingkungan alam yang cocok jadi habitat buaya}. Disebutkan juga, saat pembangunan Jalan Raya Daendels sampai ke Demak, sejumlah besar sungai pantai kecil-mengecil mengadang para pekerja. Bahkan Demak dibelah Kali Tuntang yang sedang-sedang saja. Kendala lain, sebagian lokasi merupakan laut pedalaman, atau teluk-teluk dangkal, sehingga harus dilakukan pengurukan.
Daendels pun memutar otak, mencari strategi dalam menghadapi medan genangan air, untuk pembangunan jalan raya ini. Ia lalu memerintahkan penggalian kanal di utara jalan raya, bukan saja untuk mendapatkan tanah urukan, tetapi juga untuk menghubungkan Kali Serang di timur dan Kali Tuntang di barat. Daendels boleh bangga, karena mampu {mengeringkan sekitar 36.000 bau rawa dan diubah menjadi sawah. Meski demikian, kata Pram (2005: 94)}, banjir dan air genangan tetap mengancam wilayah rendah ini, baik selama dan setelah Daendels.
Banjir Semarang
Tentang Semarang yang juga selalu dihantui banjir, Pram menggambarkan, {Sejak dulu Semarang adalah daerah genangan Kali Garang. Untuk menyelamatkan kota yang berkembang di bidang ekonomi, industri dan administrasi, Belanda memotong sungai ini sebelum memasuki kota dalam bentuk kanal banjir, menjurus lurus ke utara sampai ke laut, dinamai Banjirkanal Barat. Sebab di timur kota juga digali yang lain, Banjirkanal Timur, untuk membuang luapan Kali Gempol (2005: 87-88)} .
Tetapi ruas Kali Garang yang memasuki kota tetap mengancam Semarang sebagai daerah genangannya di musim hujan. Ruas sungai ini dinamai Kali Semarang. Secara periodik, biar pun telah ada kanal banjir di barat dan timur, Semarang tetap terkena banjir 30 tahunan. Dari sejumlah kajian sejarah tersebut dapat diperoleh gambaran, ruas jalan raya sepanjang pantura timur Jateng dulu adalah daerah genangan air. Wilayah ini, sebelum abad ke-17, adalah daerah perairan berupa selat yang menghubungkan Pulau Muria dan Pulau Jawa.
Ketika jaringan jalan raya Anyer-Panarukan yang dibangun Daendels melintasi Semarang-Demak-Kudus, rupanya sebagian besar merupakan daerah rawa, bisa jadi hasil pengendapan selat setelah abad ke-17. Dengan kata lain, struktur tanah di jalur Semarang-Demak-Kudus, Kudus-Pati-Rembang, dan Semarang-Demak-Grobogan adalah tanah muda yang belum stabil, sehingga rawan banjir, bergelombang, dan rawan amblas.
—Hasyim Asy’ari SH MSi, pemerhati lingkungan
*sumber : http://ihdaihda.wordpress.com 

Jumat, 22 November 2013

:: FILOSOFI BUNGA MAWAR ::

Belajar dari filosofi "BUNGA MAWAR" yg hidup mandiri dlm kesederhanaan tanpa iri melihat kemewahan disekelilingnya namun tetap memberikan keindahan yg mempesona dan manfaat bg org lain... 

Berikut beberapa makna-maknanya  dibalik warna bunga mawar yang diperoleh dari berbagai sumber :
"Mawar Merah"
Pada dasarnya warna merah itu artinya berani. Tapi kalau diartikan sebagai warna bunga, warna merah tuh melambangkan rasa cinta dan sayang. Dan rasa cinta itu cenderung terkait dengan hubungan laki-laki dan perempuan.Warna bunga merah juga bisa diartikan sebagai cinta dengan rasa ‘respect’ yang tinggi.