Setelah akad nikah langsung dech buru2 di tarik dibawa ke ruang ganti buat persiapan panggih
temanten nanti. Kalau dalam Islam itu
sah na setelah Akad Nikah….tapi law adat jawa itu pas upacara panggih ini….
Setelah ganti
baju dan nunggu perintah untuk keluar,,,akhirna keluar juga…di dampingi bapak n
ibu sama sepupuku tyas n murti yang bawa air minum dan kain untuk upacara kacar
kucur.
Selanjutnya tukar
kembar mayang dengan makna dan tujuan bersatunya cipta, rasa, dan karsa demi
kebahagiaan dan keselamatan.
Setelah aa’ datang
dari pondokan manten selanjutnya adalah
1.
Lemparan
Gantal atau Balangan Suruh atau lempar sirih yaitu melempar daun sirih yang melambangkan
cinta kasih akan kestiaannya berdua, dengan harapan semoga semua godaan hilang
terkena lemparan itu. Konon katana siapa yang melempar lebih dahulu dan
mengenai pasangan itulah yang akan mendominasi rumah tangganya dan yang tepat
mengenai dada pasangan itulah yang pertama jatuh cinta. Dan hasilnya……..jreng
jreng… aku yang melempar lebih dahulu dan tepat mengenai dada aa’ dan lemparan
aa’ malah mengenai bulek rini wakakkakakay ,,, sampai sekarang aku belum kasih
tau aa’ soal lempar sirih itu xixiixi,,,kalo aa’ tau gimana reaksina yach
?!??!?! :D
*itu rahasia perempuan
*itu rahasia perempuan
Upacara
ini mengandung arti bahwa suatu peristiwa yang sekilas namun tidak dapat
diulangi lagi. Sirih yang diikat sebagai gantal juga menandakan bahwa pengantin
wanita dan pria sudah terikat dan akan menikmati pahit dan nikmatnya dunia
bersama-sama. Sirih ini juga menandakan rasa pahit/getir.
2.
Ngidak
endhog (mecah wiji dadi) Telur ayam disini melambangkan agar kedua
pengantin dapat mempunyai keturunan. Telur ayam juga melambangkan manunggalnya
pria dan wanita seperti pecahnya telur berupa putih dan merah. Putih
menggambarkan pria dan merah menggambarkan wanita. pengantin pria menginjak
telur ayam kemudian dibersihkan atau dicuci kakinya oleh pengantin wanita
sebagai simbol seksual kedua pengantin sudah pecah pamornya juga menandakan
tanda bakti pengantin wanita kepada pengantin pria. Kalau dulu telurna itu ga
dibungkus apa2,,tapi sekarang dibungkus plastik putih agar kakina aa’ ga kotor2
banget alias lebih mempercepat nyuci kakina ntar gitu xixiixixi aya aya wae ki
bu perias :D … sebelum aa’ ngidak endhog,,,aku diminta cium tangan aa’ lalu
saat tangan kami masih berpegangan tangan kami dibasuh air dari kendi tembaga
oleh pak Haji, selesai dibasuh aku dibisiki agar aku tidak menyembah aa’,,,karna
dalam Islam itu menyekutukan Allah,,,sebenarna dalam adat jawa sebelum mencuci
kaki suami itu menyembah dulu sebagai wujud kita akan taat dan hormat kepada
suami. Setelah aa’ ngidak endhog, aku
mencuci kaki aa’ dari kanan ke kiri. Setelah itu aa’ bantu aku berdiri dan membimbingku
ke samping kirinya.
basuh kaki |
3.
Pupuk dan suapan terakhir,
Ibu mempelai perempuan mengusap mempelai mantu laki-laki sebagai pertanda
ikhlas menerimanya sebagai bagian dari keluarganya. Disini bapak n ibu menyuapi
kami minum pertanda bahwa bapak dan ibu ikhlas menerima aa’ dan melepas kami
untuk hidup berumah tangga.
suapan terakhir |
4.
Sinduran,
artinya disini berjalan perlahan-lahan dengan menyampirkan kain sindur sebagai tanda
bahwa kedua mempelai sudah diterima sebagai keluarganya. kedua orang tua
memberikan ‘panjurung donga pangestu’ kepada kedua anaknya. Bapak memberikan
Suri Tauladan dengan harapan pengantin pria dapat menjadi Suri Tauladan yang
lebih baik kepada istrinya. Dan Ibu memberikan dorongan/dukungan kepada kedua
pengantin. Disini bapak berada di depan ku n aa’ memegang kedua ujung kain
sindur dan ibu ada dibelakang kami merangkul bahu kami.
sinduran |
5. Silaturahmi,,orang
tua ku dan orang tua aa’ saling berjabat tangan sebelum duduk di kursi kanan
dan kiri pelaminan
6.
Bobot Timbang / pangkon,
kedua mempelai di pangkuan bapak mempelai perempuan sebagai tanda kasih sayang
orang tua terhadap anak dan menantu sama besarnya. Bapak duduk di kursi
pelaminan lalu aku n aa’ duduk diatas paha bapak dan ibu di depan kami sambil
memegang paha kami
timbangan |
7. Lanjut upacara sungkeman,,
disini aku dan aa’ menghaturkan pengabdian dan memohon doa restu kepada kedua
orang tua agar kami bahagia, sejahtera, rukun sampai kaken – kaken ninen –
ninen
sungkeman |
8. Kacar kucur,, symbol
pemberian nafkah… wah saatna aa’ menafkahi aku ahihiihiihi,, disini aa’
menuangkan kacar kucur harus dengan hati – hati agar tidak tercecer dan tidak
ada yang tersisa,,jadi aa’ memberikan seluruh hasil jerih payahna kepada aku
dan aku harus menjagana agar tidak terbuang sia – sia. Setelah itu bungkusan
kacar kucur diberikan kepada ibu dan bapak untuk disimpan baik – baik
kacar kucur |
9.
Dahar Klimah / dulangan, saling menyuapi
satu sama lain yang melambangkan kedua mempelai akan hidup bersama dalam susah
maun senang. Aku n aa’ saling suap nasi punar (nasi pengantin) lalu kami saling
menyuapi minum juga biar ga kesereden ahahahy
kacar kucur |
dulangan |
dulangan |
10.
Foto2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mau Respon Kritik dan Saran,,,Silahkan...