1.
motif Wahyu tumurun
Wahyu temurun
merupakan kain batik yang di dalamnya terdiri dari motif utamanya adalah
termasuk motif semen. Dari arti katanya, wahyu memiliki pengertian sebagai
kebahagiaan anugrah Tuhan (Jawa: pulung nugrahaning Allah), yaitu anugrah yang
dapat berupa pangkat, derajat, kedudukan, keuntungan, dan lain-lain kemuliaan
yang menjadi bagian dari sumber kebahagiaan umat manusia. Demikianlah wahyu
temurun sebagai kain batik yang dipergunakan dalam pernikahan, memberikan makna
dan harapan agar si pemakai mendapatkan anugerah kebahagiaan dari Sang Maha
Pencipta di kelak kemudian hari.
2.
motif Sido Wirasat
Pada motif
ini selalu terdapat komdinasi motif ini selalu terdapat kombinasi motif truntum
di dalamnya karena melambangkan orang tua akan selalu memberi nasehat dan
menuntun kedua mempelai dalam memasuki kehidupan berumahtangga
Dikenakan : Orang tua temanten
Makna : Orang tua memberi nasehat
3.
motif Truntum
Mengandung makna tumbuh dan berkembang. Demikianlah,
orang Jawa selalu mendambakan bagi setiap keluarga baru supaya segera mempunyai
keturunan yang akan dapat menggantikan generasi sebelumnya. Generasi baru
itulah yang akan menjadi tumpuan setiap keluarga baru yang baru menikah untuk
meneruskan segala harapan dan cita-cita keluarga sekaligus sebagai generasi
penerus secara biologis yang mewarisi sifat-sifat keturunan dari sebuah
keluarga baru. Harapan itu selalu muncul saat keluarga baru terbentuk.
Ungkapan-ungkapan seperti segera mendapatkan keturunan yang solih dan solihah,
berguna bagi keluarga, masyarakat, agama, dan negara sering terdengar saat ada
upacara pernikahan. Sebab memang dari keluarga baru itulah diharapkan akan
berkembang keluarga-keluarga baru lainnya. Sementara sumber lain mengatakan
bahwa motif truntum ini awal mulanya diciptakan oleh kerabat kerajaan Surakarta
yang sedang sedih hatinya karena merasa diabaikan oleh raja. Di tengah
kesendirian itulah ia melihat di langit di tengah malam banyak bintang gemerlap
menemani dirinya dalam kesepian. Insipirasi itulah yang
ditangkap dan dituangkan dalam motif batik.
Dikenakan : Orang
tua temanten
Makna :
Orang tua memberi tuntunan
4. motif Kawung
Mengandung makna bahwa keinginan dan usaha yang keras
akan selalu membuahkan hasil, seperti rejekinya berlipat ganda. Sudah hukum
karma, bahwa orang yang bekerja keras pasti akan menuai hasil, walaupun kadang
harus memakan waktu yang lama. Kebiasaan untuk bekerja keras untuk menuai hasil
yang maksimal sudah sering diajarkan oleh nenek moyang kita orang Jawa sejak
dulu. Kerja keras untuk menghasilkan rejeki berlipat akan lebih bermakna jika
dibarengi dengan sikap hemat, teliti, cermat, dan tidak boros.
Contoh: seorang petani yang bekerja giat di sawah, jika
tidak ada hama yang mengganggu, tentu dia akan memanen hasil padi yang berlipat
di kemudian hari. Namun sayang, budaya kerja keras untuk menuai hasil maksimal
tidak dilakukan oleh semua orang. Apalagi di zaman sekarang, di mana inginnya
serba instan, orang ingin cepat kaya tanpa harus bekerja keras. Ingin cepat
kaya dengan cara korupsi, merampok, menipu, dan segala tindakan cela lainnya.
Kebiasaan untuk bekerja keras untuk menuai hasil yang maksimal sudah sering
diajarkan oleh nenek moyang kita orang Jawa sejak dulu. Kerja keras untuk menghasilkan
rejeki berlipat akan lebih bermakna jika dibarengi dengan sikap hemat, teliti,
cermat, dan tidak boros.
makna :
kebijaksanaan dan keseimbangan hidup.
5. motif Parang Rusak
Adalah salah satu motif sakral yang hanya digunakan di
lingkungan kraton. Motif ini juga bisa mengidentifikasi asal kraton pemakainya,
apakah dari kraton Solo atau Yogya.
diciptakan Panembahan Senopati saat bertapa di Pantai
Selatan. terinspirasi dari ombah yang tidak pernah lelah menghantam karang
pantai
6. motif Parang Barong
6. motif Parang Barong
Berasal dari kata "batu karang" dan
"barong" (singa). Dulunya dikenakan para bangsawan untuk upacara
ritual keagamaan dan meditasi karena motif ini dianggap sakral.
Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang
ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas
kewajibannya, dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan Sang
Maha Pencipta.
Kata barong
berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif
tersebut pada kain. Parang barong merupakan parang yang paling besar, agung,
dan sakral. Motif Parang Rusak Barong ini merupakan induk dari semua motif
parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat
mengendalikan diri.
7. motif Parang Klitik
Menyimbolkan perilaku halus dan bijaksana. melambangkan
kelemah lembutan, perilaku halus dan bijaksana. Dulu motif ini hanya dikenakan
oleh para putri raja.
8. motif Parang Slobog
8. motif Parang Slobog
mengandung makna harapan agar pemimpin yang dilantik itu
diilhami petunjuk dan kebijaksanaan dalam mengemban amanah.
bisa juga dikenakan dalam upacara kematian karena
mengandung doa agar derajatnya diangkat ke tempat yang lebih terhormat
9. motif Mega Mendung
Pada bentuk Megamendung bisa kita lihat garis lengkung
yang beraturan secara teratur dari bentuk garis lengkung yang paling dalam
(mengecil) kemudian melebar keluar (membesar) menunjukkan gerak yang teratur
harmonis. Bisa dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan ini membawa pesan
moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun) kemudian
berkembang keluar untuk mencari jati diri (belajar/menjalani kehidupan sosial
agama) dan pada akhirnya membawa dirinya memasuki dunia baru menuju kembali kedalam
penyatuan diri setelah melalui pasang surut (naik dan turun) pada akhirnya
kembali ke asalnya (sunnatullah). Sehingga bisa kita lihat bentuk megamendung
selalu terbentuk dari lengkungan kecil yang bergerak membesar terus keluar dan
pada akhirnya harus kembali lagi menjadi putaran kecil namun tidak boleh
terputus. Terlepas dari makna filosofi bahwa Megamendung melambangkan kehidupan
manusia secara utuh sehinga bentuknya harus menyatu. Dilihat dari sisi produksi
memang mengharuskan kalau bentuk garis lengkung megamendung harus bertemu pada
satu titik lengkung berikutnya agar pada saat pemberian warna pada proses yang
bertahap (dari warna muda ke warna tua) bisa lebih memudahkan.
Melambangkan pembawa hujan yang dinanti-nantikan sebagai
pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan. Warna biru muda pada motif ini
melambangkan semakin cerahnya kehidupan.
10. motif Poleng
11. motif Babon Angrem
Kain batik ini melambangkan seekor ayam betina yang
sedang mengerami (angrem) telurnya dengan
penuh kehangatan dan rasa sayang. Penggunaan pada ibu yang sedang hamil
menandakan kasih sayang sang ibu pada anaknya.
12. motif Tambal
Arti tambal bermakna menambal atau memperbaiki hal-hal
yang rusak. Dulu, kain batik dengan motif ini dipercaya bisa membantu
penyembuhan orang sakit, dengan cara menyelimutinya dengan kain batik ini.
13. motif Udan Riris
Contoh: Orang hidup berumah tangga, apalagi bagi
pengantin baru, harus berani dan mau hidup prihatin ketika banyak halangan dan
cobaan, ibaratnya tertimpa hujan dan panas, tidak boleh mudah mengeluh. Segala
halangan dan rintangan itu harus bisa dihadapi dan diselesaikan bersama-sama.
Suami atau istri merupakan bagian hidup di dalam rumah tangga. Jika salah satu
menghadapi masalah maka pasangannya harus ikut membantu menyelesaikan, bukan
sebaliknya justru menambahi masalah. Misalkan, apabila suami sedang mendapat
cobaan tergoda oleh wanita lain, maka sang istri harus bisa bijak mencari
solusi dan mencari permasalahan. Begitu pula sebaliknya jika sang istri
mendapat godaan dari pria lain, tentu suami harus bersikap arif tanpa harus
menaruh curiga yang berlebihan sebelum ditemukan bukti.
14. motif Parikesit
Mengandung makna bahwa untuk mencari keutamaan harus
dilandasi dengan usaha keras dan gesit. Tentu usaha keras dan
gesit itu tanpa harus meninggalkan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Bukan sebaliknya usaha keras dan gesit dengan cara kotor, pasti akan sangat
dihindari. Sebab dampak yang ditimbulkan akan sangat berat dan yang jelas pasti
akan menjadi bumerang bagi diri-sendiri. Dengan usaha keras dan gesit itulah
diharapkan bisa membangun keluarga inti yang sejahtera lahir dan batin.
15. motif Beras Kecer
motif yang cukup terkenal di Solo, bentuknya berupa
butiran-butiran menyerupai beras yang tersebar. Beras Kecer bermakna
pengharapan untuk kemakmuran dan rejeki yang melimpah.sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mau Respon Kritik dan Saran,,,Silahkan...