Rabu, 07 Januari 2009

Nasihat Seorang Ibu

Seorang ibu memberi nasihat pada putrinya ketika melepaskannya untuk diboyong sang suami dengan ucapan,

"Hai putriku, kamu akan berpisah dengan tempat kamu dilahirkan dan meninggalkan sarang tempat kamu dibesarkan, pindah ke sangkar yang belum kamu kenal dan kepada kawan pendamping yang belum kenal sebelumnya."

"Dengan kekuasaan suamimu atas dirimu dia menjadi pengawas dan penguasa. Jadilah pengabdi baginya supaya ia juga menjadi pengabdi bagimu."

"Hai, putriku, camkan pesanku yang sepuluh sebagai pusaka dan peringatan untukmu."

"Bergaullah (berkawan) atas dasar kerelaan (Ikhlas). Bermusyawarahlah dengan kepatuhan dan ketaatan yang baik. Jagalah selalu pandangan matanya, jangan sampai ia melihat segala sesuatu yang buruk dan tidak menyenangkan hatinya."

"Jaga bau-bauan yang sampai ke hidungnya, dan hendaklah ia selalu mencium wewangian darimu. Celak mata memperindah yang indah dan air dapat mengharumkan bila tidak ada wewangian."

"Jagalah waktu-waktu makannya dan ketenangan saat tidurnya, sebab perihnya perut disebabkan rasa lapar dapat mengobarkan amarah dan kurangnya tidur sering menimbulkan rasa jengkel."

"Peliharalah rumah dan harta bendanya, dirinya, kehormatannya, dan anak-anaknya. Sesungguhnya, menjaga harta bendanya ialah suatu penghargaan yang baik dan menjaga anak-anaknya adalah suatu perbuatan yang mulia."

"Janganlah engkau sekali-kali membocorkan rahasianya dan jangan menentang perintahnya. Bila membocorkan rahasianya kamu tidak akan aman dari tindakan balasannya dan bila menentang perintahnya berarti kamu menanam dendam dalam dadanya."

"Janganlah engkau terlihat gembira di saat dia sedang sedih dan susah, dan jangan bersikap murung saat dia bergembira. Kedua hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman yang akan membuat keruh rumah tanggamu."

"Muliakanlah dia agar dia juga memuliakanmu dan banyaklah bersikap setuju agar dia lebih lama menjadi pendampingmu. "

"Kamu tidak akan mencapai apa yang kamu inginkan, kecuali bila mengutamakan keridhaannya atas keridhaanmu, dan mendahulukan hawa nafsunya terhadap hawa nafsumu dalam hal-hal yang kamu senangi dan yang kamu benci."

from : http://mustgatot. blogspot. com

4 komentar:

  1. Tulisanmu mengingatkan aku pada satu rindu...
    Di masa yang lalu, saat rindu masih indah bersama
    TErbayang 1 wajah, penuh cinta penuh kasih
    Terbayang 1 wajah, penuh dengan kehangatan...
    Kau ibu...
    ^_^

    BalasHapus
  2. terlepasnya anak dari sang Ibu bukannya putus dari kasih sayangnya, melainkan hanya terbatasnya waktu dimana kepemimpinannya berubah, tentu dengan aturan2 yang baru, dan jelas hilangnya sebagian kebebasan2 yang biasanya dia lakukan, saling mengerti dan mengasihi juga jujur dan ikhlas tentu harus lebih di utamakan untuk memperoleh apa yang diinginkan!!!, smoga bisa berbagi dan saling mengingarkan; d3n_649u5@yahoo.com ("FS" bagus_dw@yahoo.com)

    BalasHapus

Mau Respon Kritik dan Saran,,,Silahkan...